Siapa yang bisa membolak-balikkan hati

Memang sedikit orang yang dapat mendefinisikan cinta, namun semua manusia dapat merasakan efek cinta yang sangat dahsyat mengguncang hatinya. Sedikit bercerita tentang cinta. Apakah anda pernah tertawa terbahak-bahak? Apakah anda pernah serius bekerja sehingga melupakan hal kecil disekeliling anda? Biar saya tebak, jawabannya adalah pasti pernah anda alami! Kita tak pernah tahu cinta itu kapan datangnya dan apa keadaannya. Mungkin saja anda sendiri tak sadar pada saat anda tertawa terbahak-bahak dan serius bekerja, ada hal-hal kecil yang memperhatikan anda dan menilai anda adalah sosok yang buruk ataupun baik sehingga cinta itu muncul ataupun tidak muncul sama sekali. Sebut saja Randi, dia adalah sahabat lama yang kini telah menetap di Banjarmasin bersama istrinya. Aku ingat saat bersama Randi 4 tahun yang lalu. Dia adalah seorang teman yang bisa dikatakan malas, pemabuk, urak-urakan, ah.., terserahlah anda ingin berpikir apa tentang Randi, karena semua hal buruk yang anda pikirkan adalah bagian dari dirinya. Suatu hari pernah ia berkata padaku dengan tertawa dan tanpa beban sedikit pun, “teman, pernahkah kau merasakan neraka? Aku sungguh ingin merasakannya saat ini”. Entahlah, apa yang ada di pikirannya saat itu. Satu alasan yang pasti adalah dia kurang diperhatikan selama ini. Wajar saja, dia adalah anak yatim piatu. Tak ada yang memberikannya cinta dan kasih sayang dari orang tua, sedangkan aku juga yakin dia tidak ingin merasakan cinta karena dia merasa tak ada artinya lagi, dia juga tak mengerti arti kasih sayang. Pernah pada suatu ramadhan aku pergi ke salah satu tempat dimana pada saat itu aku harus menginap beberapa hari. Karena tidak ada teman yang bisa ku ajak utnuk pergi bersamaku akhirnya aku mengajak Randi ikut sebagai pilihan yang terakhir. Rencananya aku dan Randi akan menginap 2 hari satu malam di tempat itu. Malam harinya kami berdua mulai bosan berada di penginapan dan akhirnya memutuskan untuk keluar mencari angin dan jajanan. Tak lama kami duduk di atas kayu besar. Aku mulai membakar rokok yang tadi kubawa dan Randi mulai membuka sekantong arak yang dia bawa dari Pontianak. Aku tak heran, karena sulit sekali menasehatinya. Aku tak ada pilihan lain untuk itu, jika aku tak mengajaknya maka aku akan sendirian disini. Tak alam setelah Randi meneguk beberapa gelas arak itu dating beberapa wanita yang masih menggunakan mukena karena baru pulang dari shalat tarawih. Wanita itu menghampiri kami. Perasaanku sungguh tak enak saat itu. Randi masih saja meneguk minuman itu dan aku hanya bisa tersenyum pada wanita yang sebaya dengan kami itu. “Pemuda, tak sadarkah kau dengan apa yang kau lakukan sekarang?” suara itu lantang menghampiri telinga Randi, sedangkan aku berdiri menghindari perselisihan dan membelakangi mereka. Randi menoleh pada wanita itu dan terdiam. “Tak tahu kah kau efek dari minuman itu? Minuman akan membawamu kepada keburukan yang akan kau sesali seumur hidupmu. Belum lagi kau harus mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak. Aku yakin, hal buruk yang kau lakukan, tak hanya ini. Tentunya masih banyak hal buruk yang pernah kau lakukan. Lihat saja penampilanmu itu, kau hampir sama dengan sosok penghuni neraka didalam buku ini”. Wanita itu langsung melemparkan buku yang berjudul “PARA PENGHUNI NERAKA” itu ke wajah Randi lalu beranjak pergi. Randi tertegun, lunglai tak melawan sedikit pun. Padahal aku tahu dengan sifatnya itu. Dia adalah orang yang mudah naik darahnya. Tapi kali ini tidak sama sekali. Ia seperti baru saja melihat hantu dan sulit sekali menghirup udara untuk bernafas. Sedangkan wanita tadi, aku tak tahu maksudnya. Baru kali ini aku bertemu dengan wanita seperti itu. Padahal yang lewat didepan kami tadi tak hanya dia, tapi ada beberapa pria dan bapak-bapak yang hanya memperhatikan kami tapi tidak menegur kami. Tapi wanita itu sungguh berani pada Randi. Sebaliknya Randi masih saja diam tak berkomentar setelah ia ku ajak kembali ke penginapan. Setelah sampai di penginapan, aku tertawa dalam hati. Karena ada baiknya juga wanita itu meceramahi Randi karena selama ini tak ada seorang pun yang menasehati randi kecuali aku, itu pun tak pernah di gubrisnya. Namun kali ini, ia tetap diam walaupun wanita itu sudah tak ada lagi dihadapannya. Diam-diam aku memasukkan buku itu kedalam tas Randi, karena tadi Randi membiarkan buku yang berjudul “PARA PENGHUNI NERAKA” itu jatuh ketanah setelah bertengger keras di wajahnya. Kasihan Randi, beberapa kali aku mngajaknya bicara jawabannya hanya “iya”. Tak ada kata-kata yang berlanjut setelah kata “iya”. Aku memanggilnya sekali lagi dan Randi kembali menjawab “iya”.

Esok paginya kami mulai berkemas dan siap berangkat pulang ke Pontianak. Randi masih sama seperti tadi malam, namun satu hal yang pasti ia tak tahu kalau di dalam tasnya ada buku “PARA PENGHUNI NERAKA” dari wanita misterius tadi malam.

Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku masih belum melihat batang hidung Randi. Aku tak tahu kemana dia, mungkinkah dia marah padaku karena tahu telah memasukkan buku itu kedalam tas nya.

Sudah 2 tahun aku tak bertemu Randi. Kemana sebenarnya Randi? Aku sudah lama tak mendengar tawa anehnya yang khas. Namun setelah mecari dimana Randi berada, akhirnya aku tahu dimana ia sekarang. Ia berada di suatu tempat dimana seorang wanita telah menancapkan buku kewajahnya. Sekedar mengisi libur, aku kembali ketempat itu bersama teman yang tak kuperhitungkan lagi keberadaannya, karena ia tak seburuk Randi.

Tak ada yang mengenal pria yang bernama “Randi” di desa ini. Setelah berjam-jam mencari alamat akhirnya aku kembali melihat manusia ini di rumah sederhana milik Ayuni. Betapa terkejutnya aku melihat perubahan Randi, rapi dan sekarang dagunya itu telah dipenuhi jenggot. Padahal dulu aku ingat persis dengannya yang ingin menumbuhkan jenggotnya itu dengan berbagai cara, tak terkecuali dengan menggunakan arang sehingga membuat wajahnya itu terlihat kotor.

“Hai Randi, apa yang sedang kau lakukan disini? Mengapa kau tidak memberitahuku jika ingin pergi ke luar Pontianak. Tahukah kau, ku kira kau kini sudah di dalam neraka karena dulu aku ingat kau ingin sekali mendaftarkan diri ke neraka”. Aku bertanya sambil bercanda, karena itu sudah biasa diantara kami. Lalu ia menjawab “Tidak teman, aku baru sadar kalau neraka itu buruk. Aku bersyukur karena dulu telah ikut denganmu kesini. Disini aku mendapatkan hidayahku. Jujur teman, kini aku tak ingin lagi merasakan neraka. Kini aku ingin merubah haluanku ke Syurga yang indah dan membangun rumah yang indah pula bersama istriku”. “Istri? Wah hebat kau Randi. Aku saja belum punya istri tapi kau sudah 2 tahun tak member kabar malah punya istri disini. Siapa istrimu? Randi tersenyum lalu memanggil istrinya untuk menyambut kami. Inilah istriku, kau ingat tidak?”.

Aku sungguh sangat terkejut, bagaimana bisa Randi mendapatkan wanita yang dulu melemparkan buku “PARA PENGHUNI NERAKA” itu kewajahnya? Wanita ini sangat cantik. Wajar saja aku tak tertarik karena saat itu aku membelakanginya serta suasana malam yang gelap juga menghalangiku untuk melihat wajahnya, karenanya Randi lah satu-satunya yang berhadapan langsung dengan wanita ini. “Bagaimana bisa kau mendapatkannya? Satu alasan lagi, kau juga tak menarik!” selorohku.

“Semuanya karena yang diatas teman. Aku berusaha meyakinkan diri untuk berubah setelah membaca buku itu. Neraka sangat menyiksa. Untuk itu aku butuh seseorang yang dapat menuntunku menuju syurga. Oleh sebab itu, aku memutuskan diri untuk kembali kesini tak lama setelah kita pulang dari desa ini. Aku kembali kesini dengan niat yang tulus untuk memperbaiki diri. Tak lama kemudian aku melamar Ayuni yang dulu telah mencercaku agar aku sadar dan kembali kejalan yang benar. Untuk masalah menarik ataupun tak menarik, yang diatas lah yang menentukan. Menarik itu tak hanya dari luar, menarik juga bisa dari dalam. Kita ini hanya segumpal daging yang berisi cairan merah darah saja yang suatu saat akan menjadi tengkorak yang tak berguna sama sekali. Allah lah yang mampu membolak-balikkan hati, merubah hitam jadi putih, merubah semua keputusan ya menjadi tidak, merubah rencana matang menjadi tak berarti lagi. Itulah pertimbangan istriku teman, insyaallah kami akan membuat rumah yang lebih besar lagi di syurga. Jauh lebih baik dari gubuk tua ini teman. Satu hal, jangan panggil aku Randi lagi, panggil aku sekarang Habibi”. Ia menjelaskan dengan singkat namun tepat mengena pada hati siapapun yang mendengar perkataannya.

Kisah diatas adalah contoh kekuasaan Allah sang pencipta yang mampu merubah segalanya. Membolak-balikkan hati yang sebelumnya tak punya cinta sama sekali dan berakhir indah dengan cintanya sendiri. Semua rencana yang kita buat boleh saja telah matang, tapi ingat allah lah yang menentukan berhasil tidaknya rencana itu. Apapun yang telah kita rencanakan sepatutnya serahkanlah sepenuhnya kepada Allah SWT dan lanjutkan dengan ikhtiar untuk menjaga rencana itu agar tidak mengalami kegagalan dalam rencana.

Ya Allah, aku berserah pada-Mu atas jodohku kelak. Aku yakin akan diberikan Istri seperti temanku Habibi. Istri yang baik, mampu memberi semangat pada suami, memberi motivasi, memberi cinta yang tulus untukku. Karena itu, aku ingin membangun rumah yang indah di syurga bersamanya dan membahagiakannya serta melindunginya dengan segenap kemampuanku.